VITILIGO
Vitiligo atau disebut juga belang putih, switra, kilasa ini merupakan kelainan kulit kronis akibat gangguan pigmen melanin, ditandai bercak putih berbatas tegas. Vitiligo dapat meluas, mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya: rambut dan mata. Bercak kulit yang terkena menjadi putih dan biasanya memiliki margin yang tajam. Rambut dari kulit juga bisa menjadi putih. Bagian dalam mulut dan hidung juga mungkin terlibat. Biasanya kedua sisi tubuh terpengaruh. Seringkali bercak dimulai pada area kulit yang terkena sinar matahari. Vitiligo tergolong penyakit yang berlangsung jangka panjang (kronis), dan diperkirakan menimpa 1 dari 100 orang.
Tanda dan Gejala Vitiligo
Vitiligo menimbulkan tanda gejala utama hilangnya warna alami kulit. Proses ini terjadi akibat kehilangan pigmen kulit yang disebut “depigmentasi.”
Kehilangan pigmen bisa terjadi di bagian mana saja dari tubuh, termasuk:
1. Kulit rambut: kulit kepala, alis, bulu mata, jenggot
2. Mata
3. Mulut: mukosa di dalam mulut
4. Alat kelamin
Kulit yang terkena vitiligo akan terlihat lebih cerah atau bahkan memutih sepenuhnya. Bercak bisa kecil atau besar. Penyandang vitiligo seringkali tidak disertai keluhan tanda-gejala lain, benar-benar sehat. Bercak depigmentasi di kulit bisa makin bertambah luas. Ada juga yang mengeluhkan nyeri atau gatal di kulit yang mengalami vitiligo. Bisa terlihat bagian kemerahan serta peradangan. Juga bisa terjadi hiperpigmentasi dengan warna kecoklatan. Vitiligo secara tidak langsung dapat menyebabkan gejala gangguan psikologis, seperti harga diri rendah hingga depresi berat.
1. Vitiligo Segmental
Vitiligo segmental disebut juga vitiligo unilateral. Muncul bercak depigmentasi kulit di satu segmen tubuh, seperti kaki, wajah, atau lengan. Sekitar setengah penyandang bisa mengalami kehilangan warna rambut seperti di kepala, bulu mata, atau alis. Vitiligo jenis ini bisa mulai terjadi pada usia dini berkembang selama sekitar setahun kemudian berhenti.
2. Vitiligo Non-Segmental
Vitiligo Non-Segmental disebut juga vitiligo bilateral, vitiligo vulgaris atau vitiligo menyeluruh. Vitiligo ini merupakan jenis yang paling sering dijumpai, sekitar 9 dari 10 kasus vitiligo. Muncul bercak depigmentasi di kedua sisi tubuh, seperti kedua tangan atau kedua lutut. Sering dimulai pada tangan, ujung jari, pergelangan tangan, di sekitar mata atau mulut, atau di kaki. Seringkali proses hilangnya warna kulit berlangsung secara cepat kemudian berhenti untuk sementara waktu. Proses depigmentasi kembali bisa berlanjut lagi sepanjang hidup seseorang. Depigmentasi cenderung berkembang lebih terlihat dan mencakup area yang lebih luas. Jika terjadi vitiligo di sebagian besar atau seluruh kulit tubuh maka disebut vitiligo universal.
3. Subtipe Vitiligo
Subtipe vitiligo digunakan untuk informasi berapa banyak vitiligo muncul pada tubuh. Subtipe vitiligo antara lain:
· Lokal: Satu atau beberapa bintik atau bercak muncul, tetapi ini terbatas pada satu atau beberapa area tubuh.
· Umum: Kebanyakan orang mengembangkan subtipe ini, yang menyebabkan bercak-bercak yang tersebar di tubuh.
· Universal: Sebagian besar pigmen hilang. Ini jarang terjadi.
Tepi bercak vitiligo bisa halus, bisa juga tidak beraturan. Belum ada cara untuk memprediksi berapa banyak warna pigmentasi yang akan hilang dari tubuh penyandang vitiligo. Proses depigmentasi bisa berhenti selama bertahun-tahun, kemudian bisa berkembang lagi sehingga terlihat bercak makin membesar dan kemunculan bercak baru. Pada kondisi lebih jarang, kulit bahkan bisa mendapatkan kembali warna yang hilang tanpa pengobatan. Vitiligo bisa terkait dengan kondisi peradangan pada iris mata (iritis) serta kehilangan pendengaran parsial (hypoacusis).
Ada banyak penyakit lain memiliki gejala bercak hingga menyerupai vitiligo. Periksa ke dokter untuk diagnosis dan segera diatasi secepatnya.
Diagnosis dan Pemeriksaan Vitiligo
Dokter mendiagnosis vitiligo dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pemeriksaan kulit yang terkena. Pemeriksaan kulit dilakukan dengan menggunakan lampu khusus, yaitu Wood’s lamp. Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk tes darah seperti deteksi hormon juga fungsi kelenjar tiroid. Penyandang vitiligo sering memiliki penyakit tiroid. Tes darah akan menentukan apakah tiroid dalam kondisi sehat.
HUBUNGAN VITILIGO DENGAN LINGKUNGAN KERJA
Warna kulit, rambut, dan mata dihasilkan oleh sel pigmen tubuh. Pada penderita vitiligo, sel tersebut berhenti memproduksi warna atau pigmen tubuh. Akibatnya, muncul bercak putih di kulit dan uban pada rambut. Belum diketahui mengapa sel pigmen berhenti memproduksi zat pigmen tubuh, tetapi kondisi tersebut diduga terkait dengan sejumlah faktor berikut:
1. Kelainan genetik yang diturunkan.
2. Penyakit autoimun, yaitu suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel tubuh yang sehat, termasuk sel pigmen tubuh.
3. Stres, kulit terbakar akibat sinar matahari, atau paparan bahan kimia yang juga dapat memicu terjadinya vitiligo.
Paparan zat kimia menjadi salah satu faktor terjadinya vitiligo. Berdasarkan hasil riset oleh Reiva, bahan yang mengandung hydrogen perosida (H202) seperti yang terdapat di detergen dan Fenol yang terdapat pada cat rambut. Ketika masuk ke dalam sel tubul, dapat menyebabkan penyakit virtiligo dengan sifatnya yang merusak sel. Karena hidrogen peroksida adalah oksidator yang kuat. hidrogen peroksida banyak digunakan sebagai komposisi berbagai produk rumah tangga seperti produk pemutih, desinfektan, dan bahkan produk kecantikan.
Contonya pekerja lapangan yang setiap harinya terpapar sinar matahari dalam jangka waktu yang cukup lama dan pekerja yang bekerja pada pabrik-pabrik/ lingkungan kerja yang menggunakan bahan tersebut akan lebih sering berinteraksi dengan bahan yang dimaksudkan dan meningkatkan risiko bahan kimia itu merusak sel.
APA VITILIGO MENULAR?
Penyakit ini tidak menular. Tidak juga berbahaya karena tidak menimbulkan kematian. Namun, karena bentuk kelainan kulit yang khas dan mencolok mata, terutama bila di daerah yang terekspos misalnya wajah dan tangan, serta perjalanan penyakit yang cenderung cepat dan progresif, vitiligo acapkali membuat resah penderita dan keluarganya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, perasaan minder, malu, menarik diri dari lingkungan, yang berujung dengan penurunan kualitas hidup.
APA TINDAKAN PENCEGAHAN VITILIGO?
Lindungi kulit dari sinar matahari sebab kulit yang telah kehilangan melanin semakin cenderung mudah terbakar sinar matahari. Sinar matahari dapat memperburuk vitiligo. Matahari juga dapat menyebabkan timbulnya bintik-bintik warna di kulit.
Langkah perlindungan berikut ini:
- Gunakan pelindung seperti sarung tangan untuk pekerja-pekerja yang sering berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang dianggap dapat memicu virtiligo.
- Gunakan tabir surya setiap hari. Oleskan tabir surya setidaknya 15 menit sebelum pergi keluar. Pilih tabir surya memberi perlindungan UVA / UVB dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Bila perlu pilih tabir surya tahan air.
- Gunakan pakaian yang melindungi dari sinar matahari.
- Berada di tempat teduh.
- Jangan pakai tanning bed dan sun lamp.
- Jika memilih kosmetik untuk menyamarkan kulit pastikan memilih produk aman.
- Jangan buat tato sebab bisa berisiko menimbulkan Koebner phenomenon.
- Kontrol lakukan pemeriksaan teratur sesuai petunjuk dokter.
Referensi
· Anugroh, Dito dan Taruna Ikrar. 2014. Virtilogo and Clinical: 41(9).
0 Comments